“Keanekaragaman Kebudayaan di Indonesia”
Indonesia, sebutan tak
asing lagi yang sering kita dengar di manapun kita berada, di bangku
pendidikan, di lingkungan masyarakat, di lingkungan keluarga, serta di lingkungan
luas, mulai dari anak-anak dan dewasa di seluruh pelosok nusantara pasti pernah
mendengar kata itu, “Apa sebenarnya INDONESIA itu ?” Ya benar Indonesia adalah
tempat kita berpijak sekarang ini, tempat kita mengadua nasib kita, tempat kita
di lahirkan, tempat kita melangsungkan kehidupan nan damai ini, serta tempat
indah nan penuh keragaman yang menjadi kebanggaan seluruh penghuni negeri
Indonesia tercinta ini.
“Dari Sabang sampai
Merauke berjajar pulau-pulau sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia,
lagu tersebut pasti tidak asing lagi di telinga kita, itu merupakan salah satu
lagu yang sedikit menggambarkan negara Indonesia kita ini yang terdiri dari
pulau-pulau yang yang kemudian disatukan dalam satu ikatan yang disebut dengan
“NKRI” yang tak terpisahkan.
Negara kita adalah
negara yang sangat kaya akan hasil alam dan budaya, dan dunia harus mengakui
hal ini. “Mengapa tidak ?” Indonesia memiliki kekayaaan alam yang sangat
melipah diantaranya, Indonesia adalah pengahasil gas alam cair terbesar di
dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah yang besar, Indonesia
juga memiliki terumbu karang terkaya di dunai (18% dari total dunia) dan
Indonesia juga menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu
cengkeh dan pala serta peringkat kedua penghasil karet alam dan minyak sawit
mentah, Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis yaitu sekitar 80% di
pasar dunia, Indonesia memiliki jenis Anggrek terbesar di dunia yaitu sekitar 6
ribu jenis Anggrek, mulai dari yang terbesar yaitu Anggrek Macan sampai yang
terkecil yang tidak berdaun, termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya
terdapat di Papua, serta Indonesia adalah negara Maritim terluas di dunia serta
memiliki hutan bakau terbesar pula.
Selain pada kekayaan
alam, Indonesia juga merupakan negara yang mempunyai suku bangsa serta
kebudayaan terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa (etnis),
serta 726 ragam bahasa, serta beragam kesenian yang berada di Sabang sampai
Merauke yang beragam sampai-sampai ada negara lain yang ingin mengakui budaya
atau kesenian negara kita ini sebagai budaya asli mereka, padahal itu adalah
budaya kesenian asli negara kita. Dapat kita bayangkan ? betapa kayanya negara
tempat kaki kita berpijak ini.
Berbicara tentang
keragaman suatu bangsa, erat hubungannya dengan yang namanya kebudayaan. Dan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, kebudayaan merupakan hal yang sangat
diperlukan . kebudayaan merupakan pedoman dalam penyelenggaraan berbagai
aktivitas kehidupan. Apakah sesungguhnya kebudayaan itu ? Dalam menjelaskan
pengertian kebudayaan, para ahli memberikan bermacam-macam definisi. Salah
satunya menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan
ras, tindakan, serta yang dihasilkan manusia dalam kehidupan masyarakat, yang
dijadikan miliknya dengan cara belajar. Dengan pengertian seperti itu,
Koentjaraningrat menyatakan bahwa hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan. Tindakan manusia yang hampir seluruhnya merupakan hasil kegiatan
belajar. Tindakan manusia yang tidak dilakukan melaui belajar jumlahnya sangat
terbatas. Berbagai tindakan yangbersifat naluri seperti makan, minum, sopan
santun. Cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan tersebut dijadikan
sebagai objek penelitian dan analisis oleh ilmu antropologi sehingga aspek
belajar merupakan aspek pokok. Itulah sebabnya dalam hal memberi pembatasan
terhadap konsep “kebudayaan” atau culture ilmu antropologi berbeda dengan ilmu
lain. Kalau dalam bahasa sehari-hari “kebudayaan” dibatasi hanya pada hal-hal
yang indah (seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusasteraan
dan filsafat) saja. Sedangkan dalam ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan
ruang lingkupnya.
Kebudayaan mengandung
nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya merupakan sumber aturan dan merupakan pedoman
hidup bagi suatu masyarakat dalam menjalankan berbagai aktifitasnya. Sehingga
kehidupan masyarakat menjadi teratur. Oleh karena it, dalam suatu kebudayaan yang sama terdapat
banyak pemikiran, sikap, dan tindakan yang sama diperlihatkan oleh warga masyarakat
pendukung kebudayaan tersebut. Sebagai contoh apa yang sering kita lakukan
ternyata juga sering dilakukan oleh orang lain di sekitar kita. Jika kita
bertamu ke rumah seseorang kita akan mengetuk pintu ata membunyikan bel rumah,
maka hal itu juga yang sering dilakukan oleh orang lain ketika bertamu. Ketika
ada seorang Jawa bertemu dengan orang yang lebih tua, ia menunjukkan sikap
hormat dengan menggunakan bahasa kromo inggil (bahasa jawa halus), maka hal itu
juga dilakukan oleh orang Jawa lainnya.
Harsya Bahtiar mengatakan
bahwa pemikiran yang kita wujudkan kebanyakan bukan merupakan pemikiran khusus
kita sendiri. Kebanyakan pemikiran kita terdiri atas unsur-unsur budaya yang
kita peroleh dari pengalaman hidup kita di tengah masyarakat dan melalui pendidikan.
Banyak unsur-unsur kebudayaan telah menjadi pengatur pemikiran kita, sikap kita
dan tindakan-tindakan kita. Di samping banyak pemikiran,sikap dan tindakan yang
sama, banyak pula pemikiran, sikap, dan tindakan yang berbeda. Pemikiran, sikap
dan tindakan yang berbeda seringkali karena mereka berasal dari masyarakat yang
berbeda kebudayaannya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa hal ini terjadi ?
Hal itu jelas dapat terjadi, sebab tiap-tiap masyarakat memiliki dan
mengembangkan kebudayaannya sendiri. Hal itu menyebabkan masyarakat dengan
kebudayaan yang sama memiliki banyak kesamaan dalam pemikiran, sikap dan
tindakan.
Di Indonesia memiliki banyak suku bangsa,
tampak bahwa masing-masing suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda. Warga masyarakat yang berasal dari suku bangsa yang sama lebih banyak
memiliki kesamaan pemikiran, sikap, dan tindakan dibandingkan dengan warga
masyarakat dari suku bangsa yang berbeda. Hal ini menunujukkan bahwa setiap
masyarakat termasuk masyarakat suku bangsa mengembangkan kebudayaan tersendiri
yang menyebabkan kebudayaannya memiliki ciri khas dibandingkan dengan suku
bangsa yang lain. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan
budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta
tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.
Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia
dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :
1. Keragaman
suku bangsa
Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang
membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsa, yaitu : Aceh, Gayo-alas dan
Batak Nias dan Batu , Minangkabau, Mentawai, Sumatera Selatan , Melayu, Bangka
dan Belitung, Kalimantan, Minahasa Sangir-Talaud, gorontalo, Toraja,
sulawesi Selatan, Ternate, Ambon, Irian,
Timor, Bali dan Lombok, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Surakarta dan Yogyakarta,
dan Jawa Barat.
2. Keragaman
bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia
(Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam sub rumpun :
1) Bahasa-bahasa
Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/Melayu yang meliputi : Bahasa-bahasa
Hesperonesia (Indonesia Barat) seperti bahasa Minahasa, Aceh, Gayo, Batak,
Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda,
Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai,
Sumba, Sabu. Dan bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi : bahasa
Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.
2) Bahasa-bahasa
Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi : bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia
dan Pantai Timur Irian)
Melanesia (dari bahasa Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah
wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafuru, utara dan
timur laut Australia dan bahasa-bahasa Heonesia (bahasa Polinesia dan
Mokronesia)
3. Keberagaman
Religi
Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di
Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu :
Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu berkembang
pula kepercayaan-kepercayaan lain di masyarakat.
4. Keberagaman
Seni dan Budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan
kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni
sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.
Berdasarkan uraian
diatas tersebut, Indonesia sebagai salah satu negara yang dilihat dari segi
keadaan masyarakatnya memiliki ciri majemuk. Di Indonesia terdapat aneka ragam
ras : ada ras Mongoloid, Kaukasoid, Negroid dan campuran, ada aneka ragam suku
bangsa yang jumlahnya mencapai puluhan. Dan ada berbagai pemeluk agama serta
beragam bahasa daerah. Kemajemukan tersebut sudah sejak lama disadari oleh
pendiri negara RI. Oleh karena itu dalam semboyan yang terdapat dalam lambang
burung Garuda terdapat kalimat “Bhineka
Tunggal Ika” yang mengandung arti meskipun berbeda-beda tetapi memiliki satu
tujuan.
Berkaitan dengan
keanekaragaman kebudayaan, Parsudi Suparlan mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat tiga golongan kebudayaan
yang masing-masing mempunyai corak sendiri-sendiri. Ketiga golongan tersebut
satu dan yang lain berbeda tetapi saling berkaitan, dan ketiganya merupakan
satu kesatuan yang disebut Kebudayaan Indonesia. Ketiga golongan tersebut
terdiri atas : (1) kebudayaan suku bangsa ; (2) kebudayaan umum lokal dan (3)
kebudayaan nasional.
Diantara ketiga golongan
kebudayaan yang paling berakar adalah kebudayaan suku bangsa, karena sejak
kecil seseorang dibesarkan dalam suasana suku bangsa melalui proses sosialisasi
dalam keluarga dan lingkungan kerabatnya. Setelah itu kebudayaan umum lokal
yang diperoleh melalui berbagai macam corak dan bentuk pergaulan dengan
sesamanya dalam suasana umum yang berlaku setempat. Kebudayaan nasional pada
umumnya mulai dikenal oleh masyarakat
sejak anak-anak mulai sekolah.
Dibandingkan dengan dua golongan diatas, kebudayaan nasional Indonesia
penggunaannya belum merata meliputi seluruh warga masyarakat Indonesia. Ketidakmerataan
kebudayaan nasional Indonesia karena : (1) pusat-pusat kegiatan kebudayaan
nasional adalah di kota-kota dan di pusat-pusat pemerintahan ; (2) belum semua
orang Indonesia berbahasa atau memahami bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi ; (3) kebudayaan nasional Indonesia bersifat resmi atau formal
khususnya yang berlaku di lingkup sosial seperti di kantot-kantor pemerintahan,
sekolah, universitas, dan sebagainya ; (4) terwujudnya kebudayaan nasional
adalah baru, walaupun landasannya yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945
sudah dimantapkan tetapi perwujudan kebudayaan tersebut dalam pranata-pranata dan
sikap para individu nya belum sesuai.
Keberagaman budaya
memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidnag bahasa, kebdayaan daerah yang
berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam
bahasanIndonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman
budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Inonesia yang bsia
mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di
masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional. Di
dalam keberagaman pasti ada yang namanya konflilk atau permasalahan yang
semisal seperti hal kecil saja yaitu kesalahpahaman. Solusi yang dapat
dilakukan dalam mengatasi atau mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng
saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta
empati.
1) Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk
mnejelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentnag penerimaan terhadap realitas
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut.
Di dalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat
dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk
melihat keragaman budaya dalam kacamata kesederajatan, maksudnya tidak ada
budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Di dalam multikulturalisme juga
tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu
karena hal itu akan menjadi benih dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial,
politik, hukum, maupun pertahanan dan keamananan. Hanya dengan cara demikian
seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun peradaban bangsanya
yang lebih baik.
2) Toleransi
dan Empati
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima an
menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain.
Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan
pikiran dan perasaan orang lain.
Sikap toleran dan empati ini sangat penting
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di
Indonesia. Cara berpikir yang seperti ini akan membawa kita pada siakp dan
tindakan untuk tidak memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal
yang dapat mempersatukan.
Dengan keanekaragaman
kebudayaannya tersebut, Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang
lengkap dan bervariasi.
Bahan bacaan :
·
Handoyo, Eko dkk, Studi Masyarakat Indonesia (FIS UNNES 2007)
·
James P. Spradley, Metode Etnografi, PT Tiara Wacana Yoga (018/sosbud/perpus pls/ ’07)
·
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antroplogi (edisi revisi 2009)
Internet :
·
Antropologi – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
·
http://dilihatya.com/903/pengertian-antropologi-menurut-para-ahli
·
http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/02/definisi-latar-belakang-ruang-lingkup-antropologi-dengan-ilmu-ilmu-lain-645901.html
·
http://ridwanassundawy.blogspot.com/2013/03/keberagaman-budaya-indonesia.html
Penulis :
·
Haryani, Mahasiswi jurusan Pendidikan Luar
Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES
·
E-mail : haryanisiiailsagatha@gmail.com
·
Blog : haryaniailsagatha.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan teman-teman berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar :)